Saat ini banyaknya gunung berapi meledak di indonesia, mengapa di Indonesia banyak gunung berapi, banyak gunung berapi karena Indonesia terletak di kawasan Lautan
Pasifik yang terkenal dengan deretan gunung berapinya atau sering disebut
dengan Ring of Fire. Gunung berapi ada yang berada di daratan, namun lebih banyak
lagi yang berada di dasar laut. Beberapa letusan gunung berapi ternyata juga
dapat mengakibatkan terbentuknya gunung berapi baru seperti Anak Krakatau. Hmm,
sebenarnya, bagaimana ya cara terbentuknya sebuah gunung berapi?
Awal Mulanya
Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi. Pada saat gunung meletus, magma naik ke permukaan melewati retakan-retakan yang ada di batuan padat dan kemudian meletus. Terkadang magma menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Magma mengalir seperti sungai api, sambil menyeret bebatuan, debu, abu, uap panas, dan gas panas lain yang dilaluinya.
Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi. Pada saat gunung meletus, magma naik ke permukaan melewati retakan-retakan yang ada di batuan padat dan kemudian meletus. Terkadang magma menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Magma mengalir seperti sungai api, sambil menyeret bebatuan, debu, abu, uap panas, dan gas panas lain yang dilaluinya.
Magma yang meletus dari gunung
berapi disebut lava. Lama kelamaan lava mendingin dan mengeras menjadi bebatuan.
Dari lava yang menumpuk tersebut dapat terbentuk sebuah gunung baru. Beberapa
gunung yang berasal dari gunung berapi memiliki lubang berbentuk mangkuk yang
disebut kawah.
Bentuk Gunung Berapi
Bentuk kerucut adalah bentuk
gunung berapi yang paling terkenal sehingga orang sering menganggap gunung yang
berbentuk kerucut adalah gunung berapi. Gunung Fuji di Jepang merupakan salah
satu contoh gunung berapi berbentuk kerucut.
Gunung berapi perisai berbentuk
seperti gundukan tanah yang tumpah di salah satu sisinya, sehingga bentuknya seperti
lingkaran perisai. Gunung berapi dengan bentuk perisai ini ada yang berukuran
kecil dan besar. Ukuran yang paling besar sering kali lebih besar dari ukuran
stratovolcano. Contoh gunung berapi perisai dapat ditemui di Gunung Mauna Loa
dan Kilauea di Hawaii.
Bagian tengah gunung berapi
terkadang runtuh karena letusan yang terjadi. Sebagian atau semua reruntuhan
itu kemudian mengisi ruang magma. Akibatnya terbentuklah lubang di tanah yang
disebut kaldera. Kaldera bisa berbentuk lingkaran atau oval, diameternya pun
dapat lebih besar daripada diameter gunung berapi perisai. Apabila terjadi
letusan baru, maka terbentuklah kerucut kecil di dalam kaldera. Beberapa
kaldera ada juga yang lubangnya dipenuhi air.
Gunung berapi tidak selamanya
berbentuk seperti gunung, loh. Ketika gunung berapi meletus, lava dan berbagai
macam bebatuan terkadang mengalir keluar seperti sungai dan menutupi area yang
sangat luas, bahkan sampai ribuan kilometer persegi. Lava dan berbagai macam
bebatuan tersebut kemudian membentuk dataran tinggi yang besar yang disebut
gunung berapi dataran tinggi atau volcanic plateau.
Apakah Semua Gunung
Berapi Bisa Meletus?
Beberapa gunung berapi yang
selalu meletus disebut dengan gunung berapi aktif. Namun, ada juga gunung
berapi yang sudah tidak dapat meletus lagi sejak zaman prasejarah yang disebut
dengan gunung berapi mati.
Gunung berapi ternyata juga
bisa “tidur panjang” loh. Mereka tidak meletus dalam waktu yang lama, namun
mereka dapat meletus lagi. Gunung ini dinamakan gunung berapi tidur atau tidak
aktif.
Para ahli selalu mencoba
menghitung atau memperkirakan kapan gunung berapi akan meletus. Para ahli
mengebor dan membuat peta bagian dalam gunung berapi. Mereka juga menggunakan
satelit untuk mempelajari gunung berapi dari luar angkasa.
0 komentar:
Posting Komentar